Rabu, 17 Juni 2015

jalur pesebaran agama Hindu Budha di dindonesia

PETA PERSEBARAN UMAT HINDU BUDDHA DARI INDIA MENUJU INDONESIA

Agama Hindu dan Buddha merupakan agama yang sangat mempengaruhi daerah Nusantara terutama Indonesia. Ini semua dikarnakan ada persebaran Umat Hindu dan Umat Buddha ke Nusantara yang datang pada Abad…M. ada beberapa jalur yang membuat Agama Hindu dan Agama Budha yaitu dengan jalur laut dan jalur darat.
1.      Jalur Laut  
Yang mana dalam persebaran menlalui jalur laut ini mereka mengikuti jalur perdagangan, yang pada waktu itu Nusantara adalah salah satu jalur satu satunya perdangan yang mana pedagang dari India menuju ke China. Maka rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India menuju myamar, Thailand, semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu, dari semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, cina, korea dan jepang. Di antara mereka ada yang lansung dari india menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
2.      Jalur Darat
Dalam penyebaran ajaran Hindu dan Buddha mereka menggunakan jalur darat yang mana  mengikuti para pedagang melalui jalan sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan cina, korea, dan jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Banglades, myamar, Thailand, semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia.
Selain itu juga misalnya saja agama Buddha yang pesebarannya itu dari Sejak masuk di Semenanjung Indocina (sekarang bagian Asia Tenggara), Buddhisme mulai masuk di Birma, Siam (sekarang Thailand), VietnamSemenanjung Malaya (sekarang Malaysia Barat) dan kepulauan Nusantara (sekarang Indonesia).


keadaan politik, sosial dan keagamaan pada kerajaan kerajaan hindu budha di indinesia

KEADAAN POLITIK, SOSIAL, EKONOMI DAN KEPERCAYAAN PADA MASYARAKAT ZAMAN KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA
1.      KERAJAAN MAJAPAHIT
A.     Keadaan politik
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang menjalakan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan yang asing misalnya saja kerajaan China yaitu Ayodya (siam), kerajaan Kamboja dan kerajaan Champa. Yang terbukti kerajaan maja pahit sering mengirim utusan persahabatan beberapa kali sekitar tahun 1370-1381. Yang mana hal ini diketahui dari berita Krinik China dari dinasti Ming.
Raja kerajaan Majapahit sebagai negarawan ulung juga sebagai politikus-politikus yang handal. Hal ini dibuktikan oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan Maha Patih Gajahmada dalam usahanya mewujudkan kerajaan besar, tangguh dan berwibawa. Struktur pemerintahan di pusat pemerintahan Majapahit :
1)      Raja
2)      Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)
3)      Rakryan Mahamantri Katrini
Ø  Mahamantri i-hino
Ø   Mahamantri i –hulu
Ø  Mahamantri i-sirikan
4.)    Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran
Ø  Rakryan Mahapatih (Panglima/Hamangkubhumi
Ø  Rakryan Tumenggung (panglima Kerajaan)
Ø  Rakryan Demung (Pengatur Rumah Tangga Kerajaan)
Ø  Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan tugas-tugas protokoler) dan
Ø  Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)
5.)     Dharmadyaka yang diduduki oleh 2 orang, masing-masing dharmadyaka dibantu oleh sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Upapat. Pada masa hayam Wuruk ada 7 Upapati.
Selain pejabat-pejabat yang telah disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja daerah (paduka bharata) yang masing-masing memerintah suatu daerah. Disamping raja-raja daerah adapula pejabat-pejabat sipil maupun militer. Dari susunan pemerintahannya kita dapat melihat bahwa sistem pemerintahan dan kehidupan politik kerjaan Majapahit sudah sangat teratur.
B.     System Ekonomi, Budaya dan Social
Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan) Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan. Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting.
Sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Dengan daerah subur itu maka kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.
Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya budaya yang bermutu. bukti-bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut ini :
Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
§  Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
§  Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
§  Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
§  Kitab Kunjarakarna
§  Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
§  Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain :
§  Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
§  Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
§  Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
§  Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
§  Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
§  Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
§  Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.
Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.
2.      KERAJAAN KUTAI
A.     Kehidupan Politik 
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, ia putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga.Dalam prasasti Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai dewa Ansuman/dewaMatahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja.Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluargaatau dinasti dalam Agama Hindu. Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesiaasli dan masih sebagai kepala suku, ia yang menurunkan raja-raja Kutai.Dari penjelasan uraian materi tersebut di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham, simak uraian berikutnya :Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/ erat antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana,
seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernamaWaprakeswara. Dengan adanya istilah Waprakeswara, tentu timbul pertanyaan dalam diri Anda,apa yang dimaksud dengan Waprakeswara?Waprakeswara adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa. Di pulau Jawa disebut Baprakewara.

B.     Kehidupan Ekonomi

Dalam kehidupan ekonomi, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana.Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh, apabila emas dan sapi tersebut di datangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah melakukan kegiatandagang.

C.     Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini dibuktikan melaluiupacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) atau disebut upacara Vratyastoma.UpacaraVratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masihmempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa Mulawarmankemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dariorang Indonesia asli. Dengan adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwakemampuan intelektualnya tinggi, terutama dalam hal penguasaan terhadap bahasa Sansekerta padadasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaumBrahmana untuk masalah keagamaan

3.      KERAJAAN TARUMANEGARA
A.     Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Tarumanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka. Mereka berladang secara berpindah-pindah. Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah penting dalam perekonomian Tarumanegara.
Dalam prasasti Tugu, dinyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Terusan ini (Gomati dan Candrabhaga) dibangun oleh golongan budak dan kaum sudra. Pada akhirnya terusan ini selain berfungsi sebagai sarana pencegah banjir, juga berfungsi sebagai sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan daerah lain di luar kerajaan. Berdasarkan catatan Fa-Hien, seorang musafir Cina, masyarakat Tarumanegara memperdagangkan beras dan kayu jati.
B.     Kehidupan Sosial
Masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah menanamkan sikap gotong royong,berdasarkan isi dari prasasti Tugu. Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya Raja Purnawarman untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Beliau sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
Pengkastaan di Kerajaan Tarumanegara tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kerajaan Kutai. Golongan brahmana bertugas mengatur tugas keagamaan. Kaum kesatria merupakan golongan bangsawan (raja dan kerabat). Sedangkan golongan terbesar meliputi para petani, peternak, pemburu, pelaut dan nelayan.
C.     Kehidupan Agama
Kepercayaan yang dianut warga di dalam Kerajaan Tarumanegara yaitu Hindu, tepatnya Hindu Wisnu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciareteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sedangkan agama yang dianut warga di luar kerajaan ada beberapa. Seperti yang dinyatakan oleh Fa-Hien, dalam bukunya yang berjudul Fa Kao Chi, menceritakan bahwa saat mengunjungi Jawadwipa, dia hanya menjumpai sedikit orang  beragama Buddha. Kebanyakan masyarakat menganut kepercayaan Hindu dan “beragama kotor” (maksudnya animisme).
4.      KERAJAAN SINGASARI
Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa Ken Arok (Angrok) atas perintah Berihiang menyerang Kediri pada tahun 1222, dan berhasil mengalahkan Kertajaya. Ken Arok selanjutnya mendirikan kerajaan Singosari pada tahun 1222 M (abad ke-13 M) dengan pusat pemerintahannya di sekitar Kota Malang (Jawa Timur).
Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pada aman itu, dalam kitab Pararaton dikisahkan bahwa Ken Arok adalah anak Dewa Brahma. Atas bantuan pendeta Lohgawe, Ken Arok bekerja pada akuwu (bupati) Tumapel (Malang) yang bernama Tunggul Ametung.
Tidak menutup kemungkinan, Ken Arok itu ada hubungannya dengan Tunggul Ametung, Sebagaimana diketahui, ayah dari Ken Arok masih dipertanyakan, yang ada hanya legenda tentang siapa ayah Ken Arok. Ketika bekerja di sana, Ken Arok menjalin hubungan asmara dengan istri muda Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Kemudian Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, lalu menikahi Ken Dedes yang sedang hamil, dan sekaligus menjadi Akuwu Tumapel yang baru. Silsilah Ken Arok dan keluarganya dapat digambarkan sebagai berikut.

Pada masa itu Tumapel merupakan daerah kekuasaan Kediri (Daha). Raja Kertajaya berselisih dengan para pendeta (Brahmana), kemudian para Brahmana ini meminta perlindungan kepada Ken Arok yang menjabat sebagai Akuwu di Tumapel. Kesempatan ini digunakan Ken Arok untuk menggulingkan kekuasaan Kediri. Pada pertempuran di Ganter (1222), Kertajaya dapat dikalahkan. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri dikuasai. 
Di atas kekuasaannya ini, Ken Arok menyatakan diri sebagai raja baru dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Nama Tumapel diganti menjadi Singosari. Ken Arok hanya memerintah lima tahun (1222-1227). Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, Ken Arok mempunyai empat orang anak yaitu: Mahisa Wongateleng, Panji Saprang, Agni Bhaya, dan Dewi Rimba. Kemudian dari perkawinannya dengan istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken Arok mempunyai anak bernama Panji Tohjaya.

Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati. Anusapati ternyata anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung atau anak tiri Ken Arok. Setelah membunuh Ken Arok, Anusapati menjadi raja Singosari (1227-1248). Sepak terjang Anusapati ini didukung oleh Mahisa Wongateleng, anak Ken Dedes dari Ken Arok. Dengan meninggalnya Ken Arok, Tohjaya sebagai anak Ken Arok dari Ken Umang ingin membalas kematian ayahnya. Untuk itu, pada tahun 1248, Anusapati dibunuh oleh Tohjaya.
Dengan terbunuhnya Anusapati, Panji Tohjaya naik takhta menjadi Raja Singosari. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggawuni serta Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongateleng). Panji Tohjaya berhasil melarikan diri, tetapi ia meninggal di Katang Lumbang. Ranggawuni memberontak karena yang berhak atas kerajaan sepeninggal Anusapati adalah Waninghyun, yaitu istrinya. Dengan jatuhnya Tohjaya, maka Kerajaan Kediri yang dulunya merupakan bawahan Singosari berhasil disatukan oleh Ranggawuni.
Ranggawuni memerintah Singosari dari tahun1248-1268. Ia bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahisa Campaka (yang membantu Ranggawuni memberontak pada Panji Tohjaya) yang berkedudukan sebagai perdana menteri dengan gelar Narasingamurti. Pada tahun 1268 M, Raja Wisnuwardhana meninggal.
Sepeninggal Wisnuwardhana, tampuk pemerintahan kerajaan dipegang oleh putranya yang bernama Kertanegara. Selanjutnya Kertanegara menjadi raja Singosari (1268-1292). Dalam bidang politik, Kertanegara terkenal sebagai seorang raja yang mempunyai gagasan untuk meluaskan kekuasaannya meliputi seluruh wilayah Nusantara. Hal itu tampak, ketika pada tahun 1275 M mengirimkan tentaranya ke Melayu. Ekspedisi itu dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu
Adapun tujuan ekspedisi ini adalah untuk memperluas kekuasaannya di luar Jawa yaitu termasuk Melayu dan Sriwijaya. Ekspedisi ini merupakan penjabaran dari pelaksanaan politik luar negeri Kerajaan Singosari dalam rangka menahan serbuan tentara Mongol dibawah pimpinan Kaisar Kubhilai Khan yang sedang melakukan perluasan wilayah di Asia Tenggara.

Pada tahun 1280 dan 1281, datang utusan Kubhilai Khan ke Singosari untuk meminta Singosari tunduk dan takluk pada Kubhilai Khan. Akan tetapi perintah Kaisar Kubhilai Khan itu ditolak oleh Kertanegara dengan melakukan penghinaan diplomatik (merusak muka Meng Chi, utusan dari Kubhilai Khan). Kubhilai Khan sangat marah melihat tindakan Kertanegara kepada utusannya. 
Ia lalu mengirimkan pasukannya ke Jawa untuk menyerang Singosari, sekaligus menghukum Kertanegara. Keinginan Kubhilai Khan untuk menyerang Kerajaan Singosari tidak terlaksana, karena pasukan Kubhilai Khan baru tiba di Singosari pada tahun 1293 M, sementara Raja Kertanegara yang dicari-cari telah meninggal pada tahun 1292 M akibat serangan dari Jayakatwang (keturunan raja Kediri). 
Menurut kitab Pararaton, serangan Jayakatwang dilakukan pada bulan Mei dan Juni tahun 1292. Pasukan Singosari yang pada saat itu dipimpin oleh menantu Kertanegara dan cucu Mahisa Cempaka, Raden Wijaya, berhasil dipancing pasukan Jayakatwang keluar dari keraton. Pasukan Jayakatwang berhasil masuk ke keraton dan membunuh Raja Kertanegara serta para pembesar keraton. Dengan meninggalnya Raja Kertanegara, berakhirlah Kerajaan Singosari.
Menurut Prasasti Kudadu, setelah terbunuhnya Kertanegara, Raden Wijaya dan keempat istrinya serta beberapa pengikutnya menyelamatkan diri dengan menyeberang ke Madura. Di Madura, mereka diterima oleh Bupati Sumenep, Arya Wiraraja. Raden Wijaya menyerang balik Jayakatwang, dengan memanfaatkan pasukan Kubhilai Khan yang mendarat di Tuban yang bertujuan membalas penghinaan Kertanegara terhadap utusan Kubhilai Khan. 
Ia berhasil meyakinkan pasukan Cina bahwa Raden Wijaya mau mengakui kedaulatan Kubhilai Khan, pasukan Cina bersedia bergabung dengan pasukan Raden Wijaya untuk menghancurkan pasukan Jayakatwang. Bersama-sama dengan pasukan Kubhilai Khan, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Jayakatwang sendiri ditawan oleh pasukan Mongol dan dibawa ke markas mereka di Ujung Galuh. Di tempat itu, Jayakatwang akhirnya dibunuh.
Setelah sukses menghancurkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang dan memukul mundur tentara Mongol di Daha dan Canggu. Akibat serangan ini, lebih dari 3000 tentara Mongol tewas dan sisanya melarikan diri dari Jawa untuk kembali ke negerinya.

Letak kerajaan Singosari di tepi sungai Bengawan Solo. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa masyarakatnya aktif dalam kegiatan perekonomian pelayaran. Selain itu, dengan suburnya bumi Jawa, maka sektor pertanian pun menjadi bagian dari aspek perekonomian yang maju di Singosari beserta hasil buminya. Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Kertanegara merupakan salah satu bukti bahwa negara berusaha meningkatkan kehidupan ekonominya dengan menguasai jalur perdagangan yang strategis.

Beberapa Raja Singosari sangat memperhatikan kehidupan sosial rakyatnya, termasuk Ken Arok. Jadi, wajar jika para Brahamana banyak meminta perlindungan ketika bersengketa dengan Raja Kediri. Namun, pada masa Anusapati, raja itu sibuk dengan kehidupan pribadinya, sehingga kehidupan sosial masyarakatnya banyak yang terabaikan. Pada masa pemerintahan Wishnuwardana, kehidupan sosial masyarakat kembali diperhatikan.




kerajaan kerajaan Buddha di indonesia

KERAJAAN KERAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA
A.     Kerajaan Sriwijaya
Merupakan sebuah kerajaan Maritim yang paling besar kekuasaannya di nusantara yang mana kekuasaannnya itu meliputi Kamboja, Thailan selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, jawa barat, jawa tengah. Yang mana kerajaan ini berdiri pada abad ke 7 M, kerajaan ini juga merupakan kerajaan yang bercorak Buddha. Yang mana raja Pertamanya sri jaya naga, ada pun raja yang paling terkenal ialah raja Bala Putra Dewa. Yang mana kerajaan sriwijaya ini mengalami keemasan pada masa pemerintahaan raja   Bala Putra Dewa .
Adapun raja raja yang pernah memimpin kerajaan Sriwijaya
1.      Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 Masehi dan Prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi)
2.      Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi
3.      Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi)
4.      Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi
5.      Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi)
6.      Balaputera Dewa (terdapat dalam Prasasti Nalanda tahun 860 Masehi)
7.      Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi)
8.      Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi)
9.      Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi)
10.  Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi)
11.  Sri Sanggaramawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Chola tahun 1044 Masehi)
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan pertama di nusantara yang mana letak nya itu secara georafis strategis yang mana menjadi jalur perdagangan pada waktu itu. Selain itu juga keadaan alam disekitar daerah Sumatra itu berbeda dengan keadaan sekarang. Adapun prasati kerajaan Sriwijaya itu kebanyakan ditulis dalam Huruf Palawa dan bahasa melayu kuno, prasarti tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Kedukan bukit
2.      Talang tuwu
3.      Kotak kapur
4.      Telaga batu
5.      Karang birahi
6.      Ligor

B.     Kerajaan Mataram Buddha
Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan olehSanjaya pada tahun 732. Beberapa saat kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha Mahayana didirikan oleh Bhanu pada tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan secara damai. Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa raja Balitung.
Dinasti Syailendra diduga berasal dari daratan Indocina "Bangsa Chin" dan "Kerajaan Asoka" (sekarang Thailand danKemboja). Dinasti ini bercorak Budha Mahayana, didirikan oleh Bhanu pada tahun 752. Pada awal era Mataram Kuno, Dinasti Syailendra cukup dominan dibanding Dinasti Sanjaya. Pada masa pemerintahan raja Indra (782-812), Syailendra mengadakan ekspedisi perdagangan ke Sriwijaya. Ia juga melakukan perkawinan politik: puteranya,Samaratungga, dinikahkan dengan Dewi Tara, puteri raja Sriwijaya. Pada tahun 790, Syailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (Kamboja), kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa tahuan. Peninggalan terbesar Dinasti Syailendra adalah Candi Borobudur yang selesai dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga (812-833). "Maharaja Dewa dari Kerajaan Asoka Memerintahkan anak-anaknya untuk menyebarkan ajaran yang dianut mereka (Yakni Hindu, sedangkan Bangsa Chin menyebarkan agama budha)... Bangsa Sanjaya cikal bakalnya dari Kerajaan Asoka sedangkan Bangsa Syailendra cikal bakalnya dari Bangsa Chin ("Bukan Ching")
Raja raja mataram budhha
Yaitu kelompok raja-raja mataram sebelum terpecah:
1.      Sanna.
2.      Sanjaya, bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya.
3.       Raja Panangkaran, bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran
Kemudian di didalam sejarah disebutkan bahwa kerajaan Mataram mengalami perpecahan. Namun pada akhir mereka bersatu kembali, dan setelah bersatu ini adalah daftar nama raja-rajanya yang pernah berkuasa:
1.      Rakai Pikatan.
2.      Balitung, bergelar Rakai Watukura.
3.      Daksa.
4.      Tulodong.
5.      Wawa.
6.       Empu Sendok.
Dan daftar nama berikut dibawah ini adalah raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Mataram Baru:
1.      Ki Ageng Pamanahan, menerima tanah perdikan Mataram dari Jaka Tingkir
2.      Panembahan Senopati (Raden Sutawijaya) (1587 - 1601), menjadikan Mataram sebagai kerajaan merdeka.
3.      Panembahan Hanyakrawati (Raden Mas Jolang) (1601 - 1613)
4.      Adipati Martapura (1613 selama satu hari)
5.      Sultan Agung (Raden Mas Rangsang / Prabu Hanyakrakusuma) (1613 - 1645)
Amangkurat I (Sinuhun Tegal Arum) (1645 - 1677)