Kamis, 04 Juni 2015

AJARAN BUDHA DHARMA TENTANG ETIKA

RESUM
KELOMPOK 4
TOPIK 7
ali zainal abidin 
azis rahmat najib 
henri 
mulyadi 
ririn novita sari 
m rahmat ramadhan

 (AJARAN BUDHA DHARMA TENTANG ETIKA)
1.       Pengertian Sila
Kata “Etika” itu berasal dari bahasa latin “Ethicus” sedangkan dalam bahasa Yunaninya “Ethikos” yang berarti Prinsip-prinsip moril, kebiasaan, kesopanan, tata susila atau kesusilaan. Apabila kita menarik kata kesusilaan maka akan mendapatkan kata “Susila” yang dimana kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu “Su” (baik, bagus) dan “Sila”(hukum, kaidah, moril. dll). Yang dimana bisa dikatakan bahwa kalau “Susila” adalah norma moril yang baik atau prikelakuan yang sesuai dengan norma hukum agama.
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang hal ini kita harus tau makna akan Sila menurut agama Budha ialah dapat dikatakan sebagai tata tertib bagi umat Budha untuk berprilaku yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Selain itu juga Sila tidak hanya menyangkut tata tertib prilaku manusia saja akan tetapi alam juga bisa dikatakan dengan hukum kesunyatan. 
Etika sosial Buddhis dalam agama Budha hukum-hukum moral bukanlah dibuat atau ditentukan oleh suatu pribadi tertentu, melainkan merupakan bagian tak terpisahkan dari hukum-hukum universal maupun alam yang dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam taraf rendah, untuk mencapai kehidupan-kehidupan yang bahagia dalam roda kelahiran ini, dan taraf tertinggi untuk mencapai pembebasan/penerangan sempurna. Disamping menjadi petunjuk jalan menuju pembebasan, sang Budha juga menaruh perhatian mendalam terhadap kesejahteraan manusia, dan telah mengajarkan pedoman-pedoman untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan masyarakat sebagai seorang Bhisakka (dokter), beliau adalah dokter spiritual yan besar, yang meningkatkan keseatan jiwa manusia dan masyarakatnya.
Sifat-sifat ajaran beliau disebutkan sebagai: realistik, rasional, pragmatis dan humanistik. Maka oleh karena itu kita melihat bahwa sang Budha sendiri tidak berminat untuk memperbincangkan masalah-masalah metafisika, melainkan beliau mengutamakan usaha utuk meningkatkan etika masyarakat.
Pada dasarnya dalam konsep etika ini merupakan jalan menuju Nibbana / Nirwana yang dimana harus melaksanakan 8 jalan tengah yang telah di kelompokaan menjadi tiga bagian diantaranya ialah : Sila, Samadhi, Panna. Ini merupakan jalan menuju Nibbana yang dimana kita haru melaksanakan segala sesuatu yang benar salah satunya adalah Sila.

2.       Macam macam Sila
Apabila dilihat dari jumlah latihannya sila terdiri dari tiga tingkatan yaitu :
Ø  Hina sila atau Cula sila
Hina Sila merupakan peraturan latihan yang dijalankan oleh umat Budhha perrumah tangga. Ini merupakan sila yang jumlahnya sedikit yang terdiri dari Pancasila dan Athasila.
Adapun Pancasila
·         Melatih untuk tidak membunuh
·         Melatih diri untuk tidak mencuri
·         Melatih diri agar tidak berbuat asusila
·         Melatih diri untuk tidak berkata kasar atau berbohong
·         Melatih diri agar tidak meminum minuman yag keras atau obat-obatan terlarang.
Atthasila terdiri dari delapan latihan kemoralan
·         Lima latihan kemoralan dalam Pancasila Buddhis
·         Melatih untuk tidak makan setelah jam 12 siang.
·         Melatih diri untuk tidak mendengarkan music, TV, tidak menggunakan wangi-wangian, tidak berdandan.
·         Melatih untuk tidak menggunakan tempat duduk atau kasur yang lebih mewah. 
Ø  Majjhuma Sila
Bisa dikatan sebagai sila menengah atau Dasasila. Yang dimana sila ini terdriri dari 10 latihan yang wajib dilaksanakan oleh Samanera dan samaneri. Yang dimana seseorang Samanera samaneri itu jadi Pabbajita yaitu hidup meninggalkan keluarga dan menjadi Samana atau pengembara.
Ø  Panita Sila dan Maha sila
Yang dimana sila yang jumlah latihannya besar / tinggi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Patimokka  Sila (peraturan yang dilaksanakan oleh Bikhu Bhikuni). Bhiku 227 latihan dan Bikhuni 311 latihan.
Selain itu juga Sila dilihat dari Jenis nya ada 2
Ø  Pakati sila yaitu Sila amaliah atau sila yang tidak dibuat oleh manusia, misalnya Hukum tertib Kosmos.
Ø  Pannati Sila yaitu sila yang dibuat oleh manusia berdasarkan kesepakatan atas dasar tujuan tertentu, Misalnya : peraturan kebhikuan, adat istiadat, peraturan Negara dll.
Sedangkan sila menurut pelaksanaanya ada tiga yaitu :
Ø  Sikkhapada Sila yaitu latihan pengendalian diri
Ø  Carita Sila yaitu sila dalam aspek positif (mengembangkan 10 perbuatan baik)
Ø  Varita sila yaitu sila dalam Aspek negatif (10 karma buruk)
sila menurut jenis orang yang melaksanakannya terdapat tiga macam yaitu :
Ø  Sila Upasaka-upasika adalah panca sila buddhis. Apabila kelima sila ini dilaksanakan dengan sungguh sungguh maka akan memilki lima macam kayakinan :
·         Keyakinan terhadap triratna dan diri sendiri.
·         Kemurnian sila dan pelaksanaannya
·         Keyakinan terhadap hukum karma
·         Mencari kebaikan didalam dhamma
·         Berbuat baik sesuai dengan Dhamma
Pada dasarnya sila ini terbagi menjadi beberapa bagian atau macam yang
3.       Catur paramita dan Catur mara
Ø  Catur paramitha
Yang dimana sifat sifat ketuhanan yang disebut Paramitha yaitu dalam dahinnya merupakan segala sumber dari perbuatan baik (kusalakama) yang tercetus pada pikiran, ucapan dan badan. Bisa dikatakan dengan perbuatan yang baik. Ada pun sifat ketuhanan terdiri dari 4 diantaranya :
·         Metta
Cinta kasih universal yang menjadi akar dari perbuatan baik (kusala-kamma). Bila dikembangkan dosa akan tertekan.
·         Karuna
Ialah kasih saying universal karena melihat sesuatu kesengsaraan yang menjadi akar perbuatan baik (kuasala-kamma). Bila ini berkembang maka loba akan tertekan.
·         Mudhita
Ialah kasih saying universal karena melihat makhluk lain bergembira, yang menjadi akar perbuatan baik(kusala-kamma). Bila dikembangkan dosa akan tertekan
·         Upekkha
Ialah keseimbangan bathin universal sebagi hasil dari melaksanakan Metta, Karuna, Mudhita dan upekkha, juga merupakn dari akar perbuatan baik (kusala-kamma). Bila ini di kembangkan maka Moha akan tertekan bahkan akan lenyap.
Ø  Catur Mara
Disamping adanya sifat sifat ketuhanan terdapat juga sifat sifat setan atau bisa dikatakan juga sebagai sifat Jelek. Yang dimana dalam batin manusia ini merupakan sumber dari perbuatan yang buruk (akusalakamma) yang dimana tercetus pada pikiran, ucapan dan badan. Karena itu kita harus melenyapkannya agar hidup kita tidak terus menerus dalam kesengsaraan dan penderitaan yang tiada henti-hentinya. Bisa dikatakan juga bahwa ini merupaka perbuatan sifat buruk. Adapun sifat tersebut diantaranya :
·         Dosa
Yang dimana Dosa alaka Kebencian ini merupakan akar dari perbuatan yang jahat (Akusalakamma) dan akan lennyap bila dikembangkan Metta.
·         Lobha
Yang dimana Lobha adalah Keserakahan ini merupakan akar dari perbuatan yang jahat dan akan lenyap bila dikembangkannya Karuna.
·         Issa
Ini sama dengan Irihati yang dimana perasaan tidak senang makhluk lain berbahagia dan ini merupaka akar atau timbulnya perbuatan jahat dan hanya bisa dilennyapkan apabila dikembangkan dengan Mudhita.
·         Moha
Merupakan Kegelisahaan batin yang sebagian akibat dari perbuatan, dosa, lobha, dan Issa. Sifat ini akan lenyap apabila dikembangkannya sikap Upekkha. Selain itu juga bisa dikatan bahwa moha adalah kebodohan / ketidaktahuan dll.
4.       Hubungan Sila dengan Catur Paramitra
Antara Sila dan catur paramitha, keduanya sangat berhubungan Síla adalah keadaan yang diawali munculnya kehendak dalam batin seseorang yang menghindari pembunuhan mahkluk hidup atau dalam batin seseorang yang menjalani kewajiban (melatih pengendalian diri). Sedangkan catur paramitha adalah sifat kebaikan yang harus dikembangkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sila dan catur paramitha merupakan tujuan hidup yang harus dicapai yaitu Moksa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar