RESUM
KELOMPOK
4
TOPIK 7
ali zainal abidin
azis rahmat najib
henri
mulyadi
ririn novita sari
m rahmat ramadhan
(AJARAN BUDHA DHARMA TENTANG ETIKA)
1.
Pengertian Sila
Kata
“Etika” itu berasal dari bahasa latin “Ethicus” sedangkan dalam bahasa
Yunaninya “Ethikos” yang berarti Prinsip-prinsip moril, kebiasaan, kesopanan,
tata susila atau kesusilaan. Apabila kita menarik kata kesusilaan maka akan
mendapatkan kata “Susila” yang dimana kata tersebut terdiri dari dua suku kata
yaitu “Su” (baik, bagus) dan “Sila”(hukum, kaidah, moril. dll). Yang dimana
bisa dikatakan bahwa kalau “Susila” adalah norma moril yang baik atau
prikelakuan yang sesuai dengan norma hukum agama.
Sebelum
kita membahas lebih dalam tentang hal ini kita harus tau makna akan Sila
menurut agama Budha ialah dapat dikatakan sebagai tata tertib bagi umat Budha
untuk berprilaku yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari bagi diri
sendiri maupun bagi orang lain. Selain itu juga Sila tidak hanya menyangkut
tata tertib prilaku manusia saja akan tetapi alam juga bisa dikatakan dengan
hukum kesunyatan.
Etika sosial
Buddhis dalam agama Budha hukum-hukum moral bukanlah dibuat atau ditentukan
oleh suatu pribadi tertentu, melainkan merupakan bagian tak terpisahkan dari
hukum-hukum universal maupun alam yang dapat dipandang sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu dalam taraf rendah, untuk mencapai kehidupan-kehidupan
yang bahagia dalam roda kelahiran ini, dan taraf tertinggi untuk mencapai
pembebasan/penerangan sempurna. Disamping menjadi petunjuk jalan menuju
pembebasan, sang Budha juga menaruh perhatian mendalam terhadap kesejahteraan
manusia, dan telah mengajarkan pedoman-pedoman untuk mencapai kebahagiaan dalam
kehidupan masyarakat sebagai seorang Bhisakka (dokter), beliau adalah dokter
spiritual yan besar, yang meningkatkan keseatan jiwa manusia dan masyarakatnya.
Sifat-sifat
ajaran beliau disebutkan sebagai: realistik, rasional, pragmatis dan
humanistik. Maka oleh karena itu kita melihat bahwa sang Budha sendiri tidak
berminat untuk memperbincangkan masalah-masalah metafisika, melainkan beliau
mengutamakan usaha utuk meningkatkan etika masyarakat.
Pada
dasarnya dalam konsep etika ini merupakan jalan menuju Nibbana / Nirwana yang
dimana harus melaksanakan 8 jalan tengah yang telah di kelompokaan menjadi tiga
bagian diantaranya ialah : Sila, Samadhi, Panna. Ini merupakan jalan menuju
Nibbana yang dimana kita haru melaksanakan segala sesuatu yang benar salah satunya
adalah Sila.
2.
Macam macam Sila
Apabila dilihat dari
jumlah latihannya sila terdiri dari tiga tingkatan yaitu :
Ø Hina
sila atau Cula sila
Hina Sila
merupakan peraturan latihan yang dijalankan oleh umat Budhha perrumah tangga.
Ini merupakan sila yang jumlahnya sedikit yang terdiri dari Pancasila dan
Athasila.
Adapun Pancasila
·
Melatih untuk tidak membunuh
·
Melatih diri untuk tidak mencuri
·
Melatih diri agar tidak berbuat
asusila
·
Melatih diri untuk tidak berkata
kasar atau berbohong
·
Melatih diri agar tidak meminum
minuman yag keras atau obat-obatan terlarang.
Atthasila
terdiri dari delapan latihan kemoralan
·
Lima latihan kemoralan dalam
Pancasila Buddhis
·
Melatih untuk tidak makan setelah
jam 12 siang.
·
Melatih diri untuk tidak mendengarkan
music, TV, tidak menggunakan wangi-wangian, tidak berdandan.
·
Melatih untuk tidak menggunakan
tempat duduk atau kasur yang lebih mewah.
Ø Majjhuma
Sila
Bisa
dikatan sebagai sila menengah atau Dasasila. Yang dimana sila ini terdriri dari
10 latihan yang wajib dilaksanakan oleh Samanera dan samaneri. Yang dimana
seseorang Samanera samaneri itu jadi Pabbajita yaitu hidup meninggalkan
keluarga dan menjadi Samana atau pengembara.
Ø Panita
Sila dan Maha sila
Yang
dimana sila yang jumlah latihannya besar / tinggi. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah Patimokka Sila (peraturan yang
dilaksanakan oleh Bikhu Bhikuni). Bhiku 227 latihan dan Bikhuni 311 latihan.
Selain itu juga Sila
dilihat dari Jenis nya ada 2
Ø Pakati sila yaitu Sila amaliah
atau sila yang tidak dibuat oleh manusia, misalnya Hukum tertib Kosmos.
Ø Pannati Sila yaitu sila yang dibuat
oleh manusia berdasarkan kesepakatan atas dasar tujuan tertentu, Misalnya :
peraturan kebhikuan, adat istiadat, peraturan Negara dll.
Sedangkan sila menurut
pelaksanaanya ada tiga yaitu :
Ø Sikkhapada
Sila yaitu latihan pengendalian diri
Ø Carita
Sila yaitu sila dalam aspek positif (mengembangkan 10 perbuatan baik)
Ø Varita
sila yaitu sila dalam Aspek negatif (10 karma buruk)
sila menurut jenis
orang yang melaksanakannya terdapat tiga macam yaitu :
Ø Sila
Upasaka-upasika adalah panca sila buddhis. Apabila kelima sila ini dilaksanakan
dengan sungguh sungguh maka akan memilki lima macam kayakinan :
·
Keyakinan terhadap triratna dan
diri sendiri.
·
Kemurnian sila dan pelaksanaannya
·
Keyakinan terhadap hukum karma
·
Mencari kebaikan didalam dhamma
·
Berbuat baik sesuai dengan Dhamma
Pada dasarnya sila ini
terbagi menjadi beberapa bagian atau macam yang
3.
Catur paramita dan Catur mara
Ø Catur
paramitha
Yang
dimana sifat sifat ketuhanan yang disebut Paramitha yaitu dalam dahinnya
merupakan segala sumber dari perbuatan baik (kusalakama) yang tercetus pada
pikiran, ucapan dan badan. Bisa dikatakan dengan perbuatan yang baik. Ada pun
sifat ketuhanan terdiri dari 4 diantaranya :
·
Metta
Cinta
kasih universal yang menjadi akar dari perbuatan baik (kusala-kamma). Bila
dikembangkan dosa akan tertekan.
·
Karuna
Ialah
kasih saying universal karena melihat sesuatu kesengsaraan yang menjadi akar
perbuatan baik (kuasala-kamma). Bila ini berkembang maka loba akan tertekan.
·
Mudhita
Ialah
kasih saying universal karena melihat makhluk lain bergembira, yang menjadi
akar perbuatan baik(kusala-kamma). Bila dikembangkan dosa akan tertekan
·
Upekkha
Ialah
keseimbangan bathin universal sebagi hasil dari melaksanakan Metta, Karuna,
Mudhita dan upekkha, juga merupakn dari akar perbuatan baik (kusala-kamma).
Bila ini di kembangkan maka Moha akan tertekan bahkan akan lenyap.
Ø Catur
Mara
Disamping
adanya sifat sifat ketuhanan terdapat juga sifat sifat setan atau bisa
dikatakan juga sebagai sifat Jelek. Yang dimana dalam batin manusia ini
merupakan sumber dari perbuatan yang buruk (akusalakamma) yang dimana tercetus
pada pikiran, ucapan dan badan. Karena itu kita harus melenyapkannya agar hidup
kita tidak terus menerus dalam kesengsaraan dan penderitaan yang tiada
henti-hentinya. Bisa dikatakan juga bahwa ini merupaka perbuatan sifat buruk.
Adapun sifat tersebut diantaranya :
·
Dosa
Yang
dimana Dosa alaka Kebencian ini merupakan akar dari perbuatan yang jahat
(Akusalakamma) dan akan lennyap bila dikembangkan Metta.
·
Lobha
Yang
dimana Lobha adalah Keserakahan ini merupakan akar dari perbuatan yang jahat
dan akan lenyap bila dikembangkannya Karuna.
·
Issa
Ini
sama dengan Irihati yang dimana perasaan tidak senang makhluk lain berbahagia
dan ini merupaka akar atau timbulnya perbuatan jahat dan hanya bisa
dilennyapkan apabila dikembangkan dengan Mudhita.
·
Moha
Merupakan
Kegelisahaan batin yang sebagian akibat dari perbuatan, dosa, lobha, dan Issa.
Sifat ini akan lenyap apabila dikembangkannya sikap Upekkha. Selain itu juga
bisa dikatan bahwa moha adalah kebodohan / ketidaktahuan dll.
4.
Hubungan Sila dengan Catur
Paramitra
Antara Sila dan catur paramitha, keduanya sangat berhubungan Síla
adalah keadaan yang diawali munculnya kehendak dalam batin seseorang yang
menghindari pembunuhan mahkluk hidup atau dalam batin seseorang yang menjalani kewajiban
(melatih pengendalian diri). Sedangkan catur paramitha adalah sifat kebaikan
yang harus dikembangkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sila dan
catur paramitha merupakan tujuan hidup yang harus dicapai yaitu Moksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar