SAMADHI
1.
A. Pengertian
Samadhi adalah
kesadaran (citta) dan unsur rohani yang baik (kusala cetasika) terpusat dengan
mapan terhadap obyek. pikiran yang terpusat atau mengkonsentrasikan terhadap
kesadaran dan bentuk-bentuk batin yang muncul bersamaan secara merata dan
secara benar pada suatu obyek tunggal atau pikiran yang baik yang terpusat pada
satu obyek atau suatu cara untuk mengembangkan batin ke arah batin yang luhur
dan mencegah pikiran agar tidak kacau.
Samadhi dapat di bagi
menjadi dua macam yaitu:
1.
Samatha
bhavana merupakan meditasi yang bertujuan untuk mengembangan ketenangan batin.
2.
Vipassana
bhavana merupakan meditasi yang bertujuan untuk memperoleh pandangan terang.
3.
B. Obyek
Samadhi
4.
1. Samatha
bhavana
Di dalam Samatha
Bhavana terdapat empat puluh obyek meditasi, yaitu:
1.
a. 10
kasina ( wujud benda)
Kasina berarti
keseluruhan, maksudnya digunakan sebagai gambaran keseluruhan dari sifat sesuai
unsur yang bersangkutan.
1)
Pathavi-kasina adalah perwujudan tanah, menggunakan obyek tanah sebagai
perenungan, misalnya dengan segumpal tanah.
2)
Apo-kasina adalah perwujudan air, seseorang yang ingin bermeditasi terhadap
Apo-kasina harus memperoleh nimitta di dalam air.
3)
Tejo-kasina adalah perwujudan api, menggunakan api sebagai obyek perenungan,
misalnya api dari lilin yang menyala, dan mengambil nyala api itu sebagai
nimitta.
4)
Vayo-kasina adalah perwujudan hawa atau udara, seseorang yang ingin
mempraktikan vayo kasina harus mengambil nimitta di udara.
5)
Akasa-kasina adalah perwujudan ruang terbatas, seperti ruang yang dibatasi oleh
suatu celah di dinding, suatu lubang kunci atau ruang jendela.
6)
Aloka-kasina adalah perwujudan cahaya, seseorang yang ingin praktik meditasi
dengan Aloka kasina dapat mengambil sinar lampu.
7)
Nila-kasina adalah perwujudan warna biru, misalnya menggunakan kain biru
sebagai perenungan warna biru, dalam meditasi kasina.
8)
Pita-kasina adalah perwujudan warna kuning, seseorang menggunakan unsur warna
kuning sebagai obyek.
9)
Lohita-kasina adalah perwujudan warna merah, misalnya dengan melihat bunga yang
berwarna merah atau obyek lain yang berwarna merah.
10) Odata-kasina
adalah perwujudan warna putih, misalnya dengan menggunakan selembar kain putih,
kemudian direnungkan pada saat meditasi dengan cara mengulang kata putih,
putih.
1.
b. 10
Asubha/wujud kekotoran
Asubha biasanya
diterjemahkan sebagai kata “ menjijikkan” atau “kekotoran”, yang digunakan pada
sepuluh tingkat – tingkat kelapukan sebagai mayat, tanda atau obyek batin yang
berasal dari mereka, dan jhana yang diperoleh dengan itu. Asubha digunakan
seseorang yang memiliki watak Raga Carita.
1)
Uddhumataka adalah mayat mengembung pada khususnya sebagai contoh kelapukan
badanjasmani.Obyek ini sesuai
dengan orang yang bernafsu dengan kencantikan bentuk.
2)
Vinilaka adalah mayat berubah warna , menunjukkan kelapukan kecantikan kulit.
Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kecantikan kulit dan
wajah.
3)
Vipibbaka adalah mayat bernanah dengan bau busuk yang keluar dari luka pada
badan jasmani. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap bau manis
badan.
4)
Vicchiddakaadalah mayat membelah, menunjukan adanya bermacam- macam lubang di
dalam badan jasmani. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap
bentuk badan jasmani yang teguh dan padat.
5)
Vikkhayitaka adalah mayat tersobek-sobek, menggambarkan kehancuran dari
kesempurnaan dan kepadatan daging. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu
terhadap kepadatan daging didalam bagian-bagian tertentu badan jasmani seperti
dada.
6)
Vikkhittaka adaalah mayat terpisah-pisah dengan anggota-anggota badan jasmani
yang berserakan. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap
pergerakan badan jasmani yang lemah lembut.
7)
Hatavikkhittaka adalah mayat terpotong-potong dan terpisah-pisah dengan
sendi-sendi yang terlepas. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap
kesempurnaan sambungan-sambungan badan jasmani.
8)
Lohitaka adalah mayat berdarah, menunjukkan kejijikkan badan jasmani yang
dilumuri dengan darah. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap
kecantikan yang dihasilkan oleh perhiasan-perhiasan.
9)
Pulavaka adalah mayat yang dikerumuni dengan cacing-cacing, menggambarkan
keadaan jasmani yang dikerumuni dengan bermacam-macam cacing-cacing.
Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap paham bahwasanya badan
jasmani adalah “aku” & “milikku”.
10) Atthika adalah
tulang kerangka menggambarkan kengerian dari tulang-tulang badan jasmani. Obyek
ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kesempurnaan dari gigi-gigi dan
kuku-kuku.
1.
c. 10
Anussati / perenungan
1)
Buddhanussati, dalam Buddhanusati seseorang merenungkan sembilan
sifat Buddha.
2)
Dhammanussati, dalam Dhammanusati seseorang merenungkan enam sifat Dhamma.
3)
Sanghanussati, dalam Sanghanusati seseorang merenungkan sembilan sifat
Ariya-Sangha.
4)
Silanussati, dalam Silanusati seseorang merenungkan tentang pencapaian sila
yg dilakukan Seseorang.
5)
Caganussati, dalam Caganussati seseorang merenungkan kemurah-hatian seseorang
yang menyebabkan musnahnya Kekikiran di dalam dirinya.
6)
Devatanussati, dalam Devatanusati seseorang merenungkan makhluk yang berbahagia
karena hasil perbuatan baik yang telah dilakukan.
7)
Upasamanusati, dalam Upasamanusati seseorang merenungkan tentang
Nibbana atau Nivarana.
8)
Marananussati, dalam Marananussati seseorang merenungkan akan
kepastian kematian.
9)
Kayagatassati, dalam Kayagatassati seseorang merenungkan tentang 32 bagian
tubuh.
10)
Anapanassati, dalam Anapanassati Seseorang merenungkan tentang
keluarmasuknya nafas.
1.
d. 4
Appamanna (Keadaan tidak terbatas)
1)
Metta merupakan cinta kasih yang universal, tanpa pamrih
2)
Karuna merupakan belas kasihan
3)
Mudita merupakan perasaan simpati
4)
Upekkha merupakan keseimbangan batin
1.
e. 1
Aharepatikulasanna (Perenungan terhadap makanan)
Perenungan terhadap
makanan yang menjijikan, yaitu merenungkan bahwa makanan adalah barang yang
menjijikan bila telah berada di dalam perut.
1.
f. 1
Catudhatuvavatthana (Perenungan terhadap unsur Jasmani)
Perenungan terhadap
Jasamanilah, analisa terhadap keempat unsur, yaitu merenungkan
unsur tanah, air, panas, dan udara yang berada dalam jasmani kita.
1.
g. Arupa
4 (Perenungan tanpa materi)
1)
Kasinugaghatimakasapannatti merupakan perenungan terhadap ruangan tanpa batas.
2)
Akasanancayatana merupakan perenungan terhadap kesadaran tanpa batas.
3)
Natthibhavapannati merupakan perenungan terhadap kekosongan tanpa batas.
4)
Akincannayatna merupakan perenungan terhadap pencerapan pun bukan, bukan tidak
pencerapan.
1.
2. Vipassana
Bhavana
Dalam meditasi vipassana bhavana obyek yang di ambil adalah nama dan rupa yang
dicengkeram oleh thilakkhana.
Pelaksanaan Vipassana
Bhavana tidak seperti Samatha Bhavana memperoleh ketenangan batin dengan
mencapai tingkat-tingkat Jhana. Akan tetapi hasil yang diperoleh ketika
seseorang mempraktekkan Vipassana Bhavana yaitu Nyana yang ada 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar