Kamis, 04 Juni 2015

ajaran Budha tentang Bhavana

SAMADHI
1.       A.    Pengertian
Samadhi adalah kesadaran (citta) dan unsur rohani yang baik (kusala cetasika) terpusat dengan mapan terhadap obyek. pikiran yang terpusat atau mengkonsentrasikan terhadap kesadaran dan bentuk-bentuk batin yang muncul bersamaan secara merata dan secara benar pada suatu obyek tunggal atau pikiran yang baik yang terpusat pada satu obyek atau suatu cara untuk mengembangkan batin ke arah batin yang luhur dan mencegah pikiran agar tidak kacau.
Samadhi dapat di bagi menjadi dua macam yaitu:
1.       Samatha bhavana merupakan meditasi yang bertujuan untuk mengembangan ketenangan batin.
2.       Vipassana bhavana merupakan meditasi yang bertujuan untuk memperoleh pandangan terang.
3.       B.     Obyek Samadhi
4.       1.      Samatha bhavana
Di dalam Samatha Bhavana terdapat empat puluh obyek meditasi, yaitu:
1.       a.      10 kasina ( wujud benda)
Kasina berarti keseluruhan, maksudnya digunakan sebagai gambaran keseluruhan dari sifat sesuai unsur yang bersangkutan.
1)      Pathavi-kasina adalah perwujudan tanah, menggunakan obyek tanah sebagai perenungan, misalnya dengan segumpal tanah.
2)      Apo-kasina adalah perwujudan air, seseorang yang ingin bermeditasi terhadap Apo-kasina harus memperoleh nimitta di dalam air.
3)      Tejo-kasina adalah perwujudan api, menggunakan api sebagai obyek perenungan, misalnya api dari lilin yang menyala, dan mengambil nyala api itu sebagai nimitta.
4)      Vayo-kasina adalah perwujudan hawa atau udara, seseorang yang ingin mempraktikan vayo kasina harus mengambil nimitta di udara.
5)      Akasa-kasina adalah perwujudan ruang terbatas, seperti ruang yang dibatasi oleh suatu celah di dinding, suatu lubang kunci atau ruang jendela.
6)      Aloka-kasina adalah perwujudan cahaya, seseorang yang ingin praktik meditasi dengan Aloka kasina dapat mengambil sinar lampu.
7)      Nila-kasina adalah perwujudan warna biru, misalnya menggunakan kain biru sebagai perenungan warna biru, dalam meditasi kasina.
8)      Pita-kasina adalah perwujudan warna kuning, seseorang menggunakan unsur warna kuning sebagai obyek.
9)      Lohita-kasina adalah perwujudan warna merah, misalnya dengan melihat bunga yang berwarna merah atau obyek lain yang berwarna merah.
10)  Odata-kasina adalah perwujudan warna putih, misalnya dengan menggunakan selembar kain putih, kemudian direnungkan pada saat meditasi dengan cara mengulang kata putih, putih.
1.       b.   10 Asubha/wujud kekotoran
Asubha biasanya diterjemahkan sebagai kata “ menjijikkan” atau “kekotoran”, yang digunakan pada sepuluh tingkat – tingkat kelapukan sebagai mayat, tanda atau obyek batin yang berasal dari mereka, dan jhana yang diperoleh dengan itu. Asubha digunakan seseorang yang memiliki watak Raga Carita.
1)      Uddhumataka adalah mayat mengembung pada khususnya sebagai contoh kelapukan badanjasmani.Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu dengan kencantikan bentuk.
2)     Vinilaka adalah mayat berubah warna , menunjukkan kelapukan kecantikan kulit. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kecantikan kulit dan wajah.
3)     Vipibbaka adalah mayat bernanah dengan bau busuk yang keluar dari luka pada badan jasmani. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap bau manis badan.
4)     Vicchiddakaadalah mayat membelah, menunjukan adanya bermacam- macam lubang di dalam badan jasmani. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap bentuk badan jasmani yang teguh dan padat.
5)     Vikkhayitaka adalah mayat tersobek-sobek, menggambarkan kehancuran dari kesempurnaan dan kepadatan daging. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kepadatan daging didalam bagian-bagian tertentu badan jasmani seperti dada.
6)     Vikkhittaka adaalah mayat terpisah-pisah dengan anggota-anggota badan jasmani yang berserakan. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap pergerakan badan jasmani yang lemah lembut.
7)     Hatavikkhittaka adalah mayat  terpotong-potong dan terpisah-pisah dengan sendi-sendi yang terlepas. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kesempurnaan sambungan-sambungan badan jasmani.
8)     Lohitaka adalah mayat berdarah, menunjukkan kejijikkan badan jasmani yang dilumuri dengan darah. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kecantikan yang dihasilkan oleh perhiasan-perhiasan.
9)     Pulavaka adalah mayat yang dikerumuni dengan cacing-cacing, menggambarkan keadaan jasmani yang dikerumuni dengan  bermacam-macam cacing-cacing. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap paham bahwasanya badan jasmani adalah “aku” & “milikku”.
10) Atthika adalah tulang kerangka menggambarkan kengerian dari tulang-tulang badan jasmani. Obyek ini sesuai dengan orang yang bernafsu terhadap kesempurnaan dari gigi-gigi dan kuku-kuku.
1.       c.       10 Anussati / perenungan
1)     Buddhanussati, dalam Buddhanusati seseorang merenungkan sembilan  sifat  Buddha.
2)     Dhammanussati, dalam Dhammanusati seseorang merenungkan enam sifat Dhamma.
3)     Sanghanussati, dalam Sanghanusati seseorang merenungkan sembilan sifat  Ariya-Sangha.
4)     Silanussati, dalam Silanusati seseorang merenungkan tentang pencapaian sila yg  dilakukan Seseorang.
5)     Caganussati, dalam Caganussati seseorang merenungkan kemurah-hatian seseorang yang menyebabkan musnahnya Kekikiran di dalam dirinya.
6)     Devatanussati, dalam Devatanusati seseorang merenungkan makhluk yang berbahagia karena hasil perbuatan baik yang telah dilakukan.
7)     Upasamanusati, dalam Upasamanusati  seseorang merenungkan tentang  Nibbana atau Nivarana.
8)     Marananussati, dalam Marananussati seseorang merenungkan  akan  kepastian kematian.
9)     Kayagatassati, dalam Kayagatassati seseorang merenungkan tentang 32 bagian tubuh.
10)  Anapanassati, dalam Anapanassati Seseorang merenungkan tentang keluarmasuknya  nafas.
1.       d.      4 Appamanna (Keadaan tidak terbatas)
1)     Metta merupakan cinta kasih yang universal, tanpa pamrih
2)     Karuna merupakan belas kasihan
3)     Mudita merupakan perasaan simpati
4)     Upekkha merupakan keseimbangan batin
1.       e.       1 Aharepatikulasanna (Perenungan terhadap makanan)
Perenungan terhadap makanan yang menjijikan, yaitu merenungkan bahwa makanan adalah barang yang menjijikan bila telah berada di dalam perut.
1.       f.       1 Catudhatuvavatthana (Perenungan terhadap unsur Jasmani)
Perenungan terhadap Jasamanilah, analisa terhadap keempat unsur, yaitu   merenungkan unsur tanah, air, panas, dan udara yang berada dalam jasmani kita.
1.       g.        Arupa 4 (Perenungan tanpa materi)
1)     Kasinugaghatimakasapannatti merupakan perenungan terhadap ruangan tanpa batas.
2)     Akasanancayatana merupakan perenungan terhadap kesadaran tanpa batas.
3)     Natthibhavapannati merupakan perenungan terhadap kekosongan tanpa batas.
4)     Akincannayatna merupakan perenungan terhadap pencerapan pun bukan, bukan tidak pencerapan.
1.       2.      Vipassana Bhavana
            Dalam meditasi vipassana bhavana obyek yang di ambil adalah nama dan rupa yang dicengkeram oleh thilakkhana.
Pelaksanaan Vipassana Bhavana tidak seperti Samatha Bhavana memperoleh ketenangan batin dengan mencapai tingkat-tingkat Jhana. Akan tetapi hasil yang diperoleh ketika seseorang mempraktekkan Vipassana Bhavana yaitu Nyana yang ada 16


Tidak ada komentar:

Posting Komentar