Kamis, 04 Juni 2015

Ajaran Hindu tentang Catur Marga

Resum
Kelompok 4
Topik ke
Henri
Mulyadi
Ririn novita sari
Azis rahmat najib
Ali zainal abidin
M rahmat ramadhan
Ajaran Hindu tentang Catur Marga

1.        Pengertian Catur marga
Catur Marga berasal dari dua kata yaitu  Catur dan Marga yang berarti empat jalan. Yang dimana dalam ajaran umat hindu terdapat konsep Atman dan Brahman yang menjadi satu ketika kita ingin mencapai Moksa maka dengan empat jalan inilah bisa menuju Moksa.
Pada dasarnya Catur Marga sering disebut dengan Catur Yoga Marga yang dimana Catur Marga atau Catur yoga ialah empat jalan untuk menghormati dan mendekati diri kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widi Wasa[1].
Di dalam agama Hindu tidak ada suatu keharusan untuk menempuh satu-satu jalan, karena semua jalan untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa diturunkan oleh-Nya untuk memudahkan umat-Nya menuju kepada-Nya. Empat jalan untuk menghubungkan diri, yang dimaksud adalah menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa akan berhasil bila didukung dengan metode, media maupun lokasi spiritual yang kondusif untuk itu, di samping personalitas pribadi orang yang menghubungkan diri kepada-Nya.
2.       Macam-macam Catur Marga  
Adapun macam macam dari Catur Marga
1.       Bhakti Marga
Bhakti  itu artinya Cinta kasih, yang dimana kata Bhakti ini digunakan untuk menunjukan kasih kepada objek yang lebih tinggi atau lebih luas cakupannya. Misalnya : kepada orang tua, para leluhur, para dewa, dan Tuhan[2]. Yang dimana kata cinta kasih ini digunakan untuk menunjukan cinta kepada manusia atau makhluk lainnya misalnya saja : Tumbuhan, binatang, alam semesta dll.  Ini merupakan salah satu jalan untu menuju tuhan yang maha kuasa yang mana orang yang melakukan hal ini di sebut sebagai Bhakta.
Dalam hal ini seseorang harus mencintai tuhannya seperti mencintainya seorang suami terhadap seorang istri. Maka seseorang yang cinta kepada tuhanya itu tidk boleh membenci kepada makhluk yang lain. Selain itu juga ada musuh dari rasa bhakti yaitu Kama (Keinginan Duniawi) dan Trisna (Kerinduan). Ketika seseorang masih memiliki rasa Kama dan Trisna maka ia tidak dapat memiliki kerinduan terhadap tuhannya.
Yang dimana cara perwujukan Bhakti terbagi menjadi dua yaitu :
a)      Para Bhakti yaitu cara berbakti Sang Hyang Widi yang utama
b)      Apara Bhakti yaitu cara berbakti kepada Sang Hyang Widi yang tidak utama 

2.       Karma marga
1)      Berkarma Tulus dan Membantu
Berbuat ikhlas dan membantu dalam bahasa Bali Ngayah dan Matatulung merupakan suatu istilah yang ada di Bali dan identik dengan gotong royong. Ngayah ini dapat dilakukan di pura-pura dalam hal upacara keagamaan, seperti odalan-odalan/karya. Sedangkan matatulungan ini bisa dilakukan antarmanuasia yang mengadakan upacara ke- agamaan pula, seperti upacara pawiwahan, mecaru dan lain[3].
2)      Berkarma yang Baik
Berbuat baik atau mekarma sane melah hendaknya selalu kita lakukan. Dalam agama Hindu ada slogan mengatakan “Rame ing gawe sepi ing pamrih” Slogan itu begitu melekat pada diri kita sebagai orang Hindu. Banyaklah berbuat baik tanpa pernah berpikir dan berharap suatu balasan.
3)      Ajaran Karmaphala
Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.
3.       Jnana Marga
1)      Ajaran Brahmacari
Brahmacari adalah mengenai masa menuntut ilmu dengan tulus ikhlas. Tugas pokok kita pada sebagian masa ini adalah belajar. Belajar dalam arti luas, yakni dalam pengertian bukan hanya membaca buku. Tetapi lebih mengacu pada ketulusikhlasan dalam segala hal. Contohnya rela dan ikhlas jika dimarahi guru atau orangtua. Guru dan orangtua, jika memarahi pasti demi kebaikan anak.
2)      Ajaran Aguron-guron
Merupakan suatu ajaran mengenai proses hubungan guru dan murid. Namun istilah dan proses ini telah lama dilupakan karena sangat susah mendapatkan guru yang mempunyai kualifikasi tertentu dan juga sangat sedikit orang menaruh perhatian dan minat terhadap hal ini.
3)      Ajaran Catur Guru
Catur Guru Bhakti senantiasa relevan sepanjang masa, sesuai dengan sifat agama Hindu yang Sanatana Dharma. Aktualisasi ajaran Guru Bhakti atau rasa bhakti kepada Catur Guru dapat dikembangkan dalam situasi apa pun, sebab hakikat dari ajaran ini adalah untuk pendidikan diri, utamanya pendidikan disiplin, patuh dan taat kepada sang Catur Guru dalam arti yang seluas-luasnya.
4)      Raja Marga
Penerapan Raja Marga Yoga ini antara lain terdapat pada ajaran Astāngga yoga, yaitu catur brata penyepian. Pelaksanaan Hari Raya Nyepi, pada hakikatnya merupakan penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit (makro dan mikrokosmos) untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir bathin (jagadhita dan moksa) terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), sivam (kesucian), dan sundaram (keharmonisan/keindahan)[4].





[1] Ajaran agama Hindu dharma dan bbudha dharma
[2] Agama budha dan agam hindu
[3] Agama budha dan agama hindu
[4] Agama budha dan agama hindu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar