Resum
Kelompok
4
Topik ke
Henri
Mulyadi
Ririn
novita sari
Azis
rahmat najib
Ali
zainal abidin
M rahmat
ramadhan
Ajaran
Hindu tentang Catur Marga
1.
Pengertian Catur marga
Catur Marga berasal
dari dua kata yaitu Catur dan Marga yang
berarti empat jalan. Yang dimana dalam ajaran umat hindu terdapat konsep Atman
dan Brahman yang menjadi satu ketika kita ingin mencapai Moksa maka dengan
empat jalan inilah bisa menuju Moksa.
Pada dasarnya Catur
Marga sering disebut dengan Catur Yoga Marga yang dimana Catur Marga atau Catur
yoga ialah empat jalan untuk menghormati dan mendekati diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widi Wasa[1].
Di dalam agama Hindu tidak ada suatu keharusan untuk menempuh
satu-satu jalan, karena semua jalan untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa diturunkan
oleh-Nya untuk memudahkan umat-Nya menuju kepada-Nya. Empat jalan untuk
menghubungkan diri, yang dimaksud adalah menghubungkan diri dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa akan berhasil
bila didukung dengan metode, media maupun lokasi spiritual yang kondusif untuk
itu, di samping personalitas pribadi orang yang menghubungkan diri kepada-Nya.
2.
Macam-macam Catur Marga
Adapun macam macam dari Catur Marga
1.
Bhakti Marga
Bhakti itu artinya Cinta kasih, yang dimana kata
Bhakti ini digunakan untuk menunjukan kasih kepada objek yang lebih tinggi atau
lebih luas cakupannya. Misalnya : kepada orang tua, para leluhur, para dewa,
dan Tuhan[2].
Yang dimana kata cinta kasih ini digunakan untuk menunjukan cinta kepada
manusia atau makhluk lainnya misalnya saja : Tumbuhan, binatang, alam semesta
dll. Ini merupakan salah satu jalan untu
menuju tuhan yang maha kuasa yang mana orang yang melakukan hal ini di sebut sebagai
Bhakta.
Dalam hal
ini seseorang harus mencintai tuhannya seperti mencintainya seorang suami
terhadap seorang istri. Maka seseorang yang cinta kepada tuhanya itu tidk boleh
membenci kepada makhluk yang lain. Selain itu juga ada musuh dari rasa bhakti
yaitu Kama (Keinginan Duniawi) dan Trisna (Kerinduan). Ketika seseorang masih
memiliki rasa Kama dan Trisna maka ia tidak dapat memiliki kerinduan terhadap
tuhannya.
Yang
dimana cara perwujukan Bhakti terbagi menjadi dua yaitu :
a)
Para Bhakti yaitu cara berbakti
Sang Hyang Widi yang utama
b)
Apara Bhakti yaitu cara berbakti
kepada Sang Hyang Widi yang tidak utama
2.
Karma marga
1) Berkarma Tulus dan
Membantu
Berbuat ikhlas dan
membantu dalam bahasa Bali Ngayah dan Matatulung merupakan suatu istilah yang
ada di Bali dan identik dengan gotong royong. Ngayah ini dapat dilakukan di
pura-pura dalam hal upacara keagamaan, seperti odalan-odalan/karya. Sedangkan
matatulungan ini bisa dilakukan antarmanuasia yang mengadakan upacara ke-
agamaan pula, seperti upacara pawiwahan, mecaru dan lain[3].
2) Berkarma yang Baik
Berbuat baik atau
mekarma sane melah hendaknya selalu kita lakukan. Dalam agama Hindu ada slogan
mengatakan “Rame ing gawe sepi ing pamrih” Slogan itu begitu melekat pada diri
kita sebagai orang Hindu. Banyaklah berbuat baik tanpa pernah berpikir dan
berharap suatu balasan.
3) Ajaran Karmaphala
Karmaphala memberi
keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu
berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan
selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.
3.
Jnana Marga
1) Ajaran Brahmacari
Brahmacari adalah
mengenai masa menuntut ilmu dengan tulus ikhlas. Tugas pokok kita pada sebagian
masa ini adalah belajar. Belajar dalam arti luas, yakni dalam pengertian bukan
hanya membaca buku. Tetapi lebih mengacu pada ketulusikhlasan dalam segala hal.
Contohnya rela dan ikhlas jika dimarahi guru atau orangtua. Guru dan orangtua,
jika memarahi pasti demi kebaikan anak.
2) Ajaran Aguron-guron
Merupakan suatu ajaran
mengenai proses hubungan guru dan murid. Namun istilah dan proses ini telah
lama dilupakan karena sangat susah mendapatkan guru yang mempunyai kualifikasi
tertentu dan juga sangat sedikit orang menaruh perhatian dan minat terhadap hal
ini.
3) Ajaran Catur Guru
Catur Guru Bhakti
senantiasa relevan sepanjang masa, sesuai dengan sifat agama Hindu yang
Sanatana Dharma. Aktualisasi ajaran Guru Bhakti atau rasa bhakti kepada Catur
Guru dapat dikembangkan dalam situasi apa pun, sebab hakikat dari ajaran ini
adalah untuk pendidikan diri, utamanya pendidikan disiplin, patuh dan taat
kepada sang Catur Guru dalam arti yang seluas-luasnya.
4) Raja Marga
Penerapan Raja Marga
Yoga ini antara lain terdapat pada ajaran Astāngga yoga, yaitu catur brata
penyepian. Pelaksanaan Hari Raya Nyepi, pada hakikatnya merupakan penyucian
bhuwana agung dan bhuwana alit (makro dan mikrokosmos) untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir bathin (jagadhita dan moksa) terbinanya kehidupan
yang berlandaskan satyam (kebenaran), sivam (kesucian), dan sundaram
(keharmonisan/keindahan)[4].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar