RESUM
KELOMPOK 4
TOPIK KE
Ririn novita sari
mulyadi
henri
ali zainal abidin
azis rahmat najib
m rahmat ramadhan
AJARAN
HINDU DHARMA TENTANG MANUSIA DAN ALAM
1.
Pencipta
Manusia
Manusia berasal dari kata Manushya, artinya “makhluk yang
memiliki pikiran.” Manusia memiliki kesempurnaan untuk mengatur dirinya menemui
penciptanya, yaitu Tuhan. Manusia menurut ajaran agama Hindu terdiri dari tubuh
dan jiwa atau roh. Tubuh merupakan wujud yang kelihatan dan yang bersifat fana.
Sedangkan jiwa atau roh itu barsifat kekal.
Menurut ajaran agama Hindu, manusia pertama disebut dengan nama: MANU, atau
selengkapnya SWAYABHU-MANU, tetapi ini bukan nama perseorangan. Sebab dalam
bahasa sansekerta, Swayambhu berarti: yang menjadikan diri sendiri. Suku kata
“swayam” berarti diri sendiri, dan suku kata “bhu” berarti: menjadi, dan kata
“manu” berarti “mahluk berfikir yang menjadikan dirinya sendiri”, yakni MANUSIA
PERTAMA. Istilah manu sekarang menjadi kata manusia. Menurut ajaran Hinduisme,
semua manusia adalah keturunan Manu.
Dalam zaman brahmana diuraikan bahwa manusia terdiri dari dua
bagian yaitu:
a.
Bagian
yang nampak
b.
Bagian
yang tidak nampak
Bagian
yang nampak biasanya disebut sebagai rupa, yang mana tersusun atas lima unsur
yaitu: rambut, kulit, daging, tulang, dan sum-sum, sedangkan bagian yang tidak
nampak disebut Nama, yang mana unsur-unsur ini menentukan hidup yaitu:
nafas(prana atau atman), akal (budhi), pemikiran (manas), penglihatan (caksu),
dan pendengaran (strotra).
Manusia tediri dari lima skandha (skandha artinya
tonggak) yaitu: Rupa, Wedana, Sanna, Sankhara, dan Winnana. Rupa adalah alat
badani kita yang dimana bisa bersifat menyenangkan dan tidak menyenangkan, Sannah
adalah pengamatan dari sebuah segi baik yang rohani maupun jasmani, Sankhara adalah
suatu skandha yang sangat kompleks, yang di dalamnya mengandung kehendak,
keinginan dan sebagainya yang menjadikan skandha ini dapat menyusun gambar atau
khayalan dari apa yang diamati. Winnana adalah kesadaran. Yang disebut jiwa
sebenarnya adalah kelima skandha ini bersama-sama atau satu persatu.
Dalam diri manusia terdapat atman. Atman tersebut
diselubungi oleh beberapa selubung, yaitu dari luar ke dalam: Selubung yang
terdiri dari makanan atau tubuh sebagai selubung jasmani (Annamaya atman);
Selubung yang di bawah selubung jasmani, yaitu selubung yang di tempati nafas
hidup atau prana, yaitu selubung nafas ni (Pranamaya atman); Selubung yang
lebih mendalam lagi, yaitu selubung akali (Manomaya atman); lalu terdapat
selubung yang terdiri dari kesadaran (Wijnanamaya atman); dan bagian terdalam
terdapat atman dalam keadaan bahagia (Anandamaya atman) yaitu inti sari
manusia.
2. Pencipta Alam
Dalam agama hindu, ajaran mengenai alam semesta tidak begitu jelas. Karena
konsep ketuhanannya sangat empirik. Pengajaran mengenai alam semesta tercakup
dalam kitab Agama atau kitab kitab tantra.
Alam ini tercipta dari pancara sang hyang widhi . Dengan daya cipta
ini segala sesuatu dijadikan. Akan tetapi penjadian ini bukan terjadi sekaligus
selesai, melainkan dengan perlahan-lahan melalui evolusi. Penciptaan disebut srsti,
yaitu pengaliran keluar apa yang sudah ada secara potensial di dalam sang
Hyang Widi.
Alam ini dipandang oleh Hinduisme sebagai diciptakan oleh dewa Brahma
berkali-kali, kemudian mengalami kehancuran akibat kekuatan penghancur dari
Siwa Mahakala. Dalam tiap-tiap penciptaan terdapat zaman-zaman yang mengandung
4 tingkatan (periode), yaitu:
1.
Kreta
Yoga, adalah zaman terdapatnya kebahagiaan abadi.
2.
Dvapara
Yoga, adalah zaman mulai timbulnya dosa/noda-noda.
3.
Treta
Yoga, adalah zaman yang penuh sengsara dan merajalelanya dosa-dosa.
4.
Kali
Yoga, adalah zaman yang penuh dengan kejahatan yang banyak menimpa umat
manusia.
Periode
ini dinamakan dengan periode penutup, maka timbullah masa Pralaya yaitu
kehancuran total dari pada alam. Tetapi sesudah itu dewa Brahma menciptakan
lagi dunia baru yang dimulai pada Malam Brahma yang digambarkan sebagai
malam gelap gulita.
menurut ajaran Hindu, dalam rangka ciptaan (srsti) alam semesta,
sang Hyang Widi dengan ke-Maha-Kuasaan-Nya dunia diciptakan secara
perlahan-lahan (dengan proses evolusi). Pada hakekatnya, dari sang Hyang Widhi
dan kembali kepadaNya pada waktu kiamat (pralaya) sebagai halnya dari badannya
sendiri, kemudian pada akhirnya menarik kembali kedalam dirinya pada waktu
pralaya. Tegasnya Tuhan Yang Maha Esa/Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta
ini daripada diriNya sendiri, tetapi karena ke-Maha-Kuasaan-Nya, dirinya itu
tetap sempurna.
“ Dari yang sempurna lahirlah yang sempurna, walaupun yang sempurna
(Sang Hyang Widhi) diambil oleh yang sempurna (alam semesta) tetapi sisanya
(Sang Hyang Widhi) tetap sempurna adanya”.
3.
Hubungan
Manusia dan Alam
Hubungan manusia dan alam menurut hindu adalah salah satu konsep
Rta dan Yajna dimana adanya pelambang hubungan timbal balik antara manusia dan
alam dan berbagai ciptaan yang lain yang mana semua ciptaan itu mengandung arti
yang sangat penting dan membutuhkan satu sama lain, yang mana hubungan itu
saling memberi dan menerima.
Rta adalah bagian imanen (tak terpisahkan) dari alam. Manusia pada
setiap tahap dalam kehidupannya dikuasai oleh fenomena dan hukum alam.Yajna
merupakan hakikat hubungan antara manusia dengan alam yang terjadi dalam
keadaan harmonis.Hubungan timbal balik antara manusia dan alam harus selalu
dijaga karena satu sama lain saling membutuhkan. Maka dari itu konsep Rta dan
Yajna sangatlah pentig bagi Agam hindu.
AJARAN BUDDHA DHARMA TENTANG MANUSIA DAN ALAM
1.
Ajaran
Buddha tentang manusia
Manusia menurut ajaran buddha adalah pancakhanda atau lima
kelompok yaitu:
a.
Rupakhandha (kegemaran akan
wujud atau bentuk)
b.
Vedanakhandha (kegemaran akan
perasaan)
c.
Sannakhandha (kegemaran akan
penyerapan)
d.
Shankharakhandha (kegemaran
bentuk-bentuk pikiran)
e.
Vinnanakhandha (kegemaran akan kesadaran)
Kelima kandha tersebut diringkas menjadi dua yaitu Nama dan Rupa.
Nama mencakup bagian rohani sedangan Rupa adalah bagian jasmani.
menurut ajaran buddha tentang manusia sangat unik, karena adanya
roh atau atma yang kekal abadi dalam diri mamusia. Manusia sendiri dianggap
merupakan kumpulan dari kandha tanpa adanya roh atau atma didalamnya.
Atman merupakan ajaran yang mengatakan mbahwa tiada aku yang kekal
atau tetap. Jika roh dianggap sebagai inti manusia berarti itu bersifat
langgeng, maka tak akan terjadi suatu perkembangan atau kemunduran. Menurut
pendapat Bertrand Russell “perbedaan lama antara roh dan tubuh telah usai,
karena materi telah kehilangan spritualitasnya. Psikologi sudah menjadi ilmiah.
Dalam psikologi modern kepercayaan akan kekekalan tidak mendapat suatu dukungan
dari ilmu pengetahuan”. Agama buddha sangat setuju dengan pendapat Bertrand
Russell yang berkata “jelas terdapat beberapa alasan dimana aku sekarang
merupakan orang yang sama sama dengan aku kemaren, seperti contoh: bila aku
melihat seseorang dan mendengar dia berbicara maka terdapat suatu pengertian
dimana “aku” yang mendengarnya. Dimana Atma ini diterangkan dalam 3 tingktan
1.
Tidak
terlalu mementingkan dirinya sendiri.
2.
Kita
tidak dapat memerintah terhadap siapa dan apa saja.
3.
Bila
tingkatan pengetahuan bahwa jasmani dan batinnya sendiri adalah tanpa aku.
Tidak ada yang dapat berdiri sendiri karena badan maupun batin
tergantung dengan dari banyak faktor. Maka yang dinamakan “diri” adalah
hanyalah sekumpulan faktor fisik dan mental yang terkondisi dan selalu banyak
perubahan, tidak ada unsur yang nyata atau konkrit di dalam kita. Dengan
menyadari di atas maka akan lebih mudah
tumbuh, belajar, berkembang, dll maka dari itulah tidak ada rasa yang bisa
membentengi diri. Agama buddha tidak menolak sama sekali adanya suatu
kepribadian dalam suatu pengertian empris. Agama buddha hanya bermaksud
menunnjukan bahwa roh itu kekal dan tidak ada di dalam suatu pengertian yang
muthlak. Manusia sendiri selalu berada dalam dukkha karena hidup menurut ajaran
buddha adalah selalu keadaaan dukkha, yang mana diajarkan dalam catur Arya
Satyani tentang hakikat dukkha. Ada 3 macam tentang dukkha yaitu:
1.
Dukkha
sebagai derita biasa (dukkha-dukkha)
2.
Dukkha
sebagai akibat dari perubahan-perubahan (viparinamadukkha)
3.
Dukkha
sebagai keadaan yang saling bergantungan (sankharadukkha)
2.
Ajaran
Buddha tentang Alam
Dalam bahasa pali, alam semesta disebut loka, menurut ajaran
buddha, seluruh alam ini adalah penciptaan yang timbul dari sebab-sebab yang
mendahuluinya serta tidak kekal. Oleh karena itu disebut sebagai sankhata
dharma yang berarti ada, kyang tidak muthlak.
Alam semesta adalah suatu proses kenyataan yang selalu dalam keadaan
menjadi. Hakikat kenyataan itu adalah arus perubahan dari suatu keadaan yang
menjadi keadaan yang lain menjadi berurutan. Maka dari itu Alam semesta adalah
sankhara yang bersifat tidak kekal.
Ada tiga tradisi pikiran mengenai asal muasal dunia yaitu:
1.
Tradisi
pemikiran ini menyatakan bahwa dunia ini ada karena alam tetapi alam bukan
suatu kekuatan dan bagaimanapun alam akan bekerja denagn caranya sendiri dan
terus berubah.
2.
Bahwa
dunia ini diciptakan oleh tuhan yang mahakuasa yang mana akan bertanggung jawab
tentang segala sesuatu.
3.
Bahwa
awal dunia dan kehidupan ini tidak bisa dibayangkan karena hal itu tidak
memiliki awal dan akhir.
Ajaran buddha ini sesuai dengan tradisi pemikiran yang ke-tiga
karena Bertrand Russell berkata “ sama sekali tidak ada alasan untuk menganggap
bahwa dunia ini memiliki suatu permulaan. Bahwa segala sesuatu harus memiliki
permulaan benar-benar karena miskinya
pikiran kita.”Terjadinya alam ini dikaitan dengan hukum
pattica-samuppada. Artinya adalah
“muncul bersamaan karena syarat berantai” atau pokok “permulaan sebab akibat
yang saling bergantungan.Hukum patticasamuppada sendiri ada 4 yaitu:
1.
Dengan
adanya ini, maka terjadilah itu.
2.
Dengan
timbulnyainin, maka timbullah itu.
3.
Dengan
tidak adanya ini, maka tidak adanya itu.
4.
Dengan
terhentinya ini, maka terhentilah itu.
3.
Konsep
alam surga dan neraka
surga adalah tempat sementara yang mana orang-orang berbuat baik
kepada orang lain. Neraka adalah tempat semantara yang mana orang-orang berbuat
kejahatan terhadap orang lain. Menurut agama buddha tentang surga dan neraka,
surga adalah dimana orang yang lebih banyak kesenangan dan kebahagiaan baik di
dunia maupun di tempat keberadaan lain, yang mana mereka sangat menikmati
kehidupan. Sedangakan Neraka adalah dimana orang itu selalu berbuat jahat dan
lebih banyak penderitaan, baik di dunia maupun di tempat lain, maka dari itu
Nerakalah tempat bagi orang-orang yang banyak pederitaan dan kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar