Kamis, 04 Juni 2015

KONSEP BUDHA DHARMA TENTANG KETUHANAN, ADHI BUDHA DAN BAKTI PUJA


RESUM
KELOMPOK 4
KONSEP BUDHA DHARMA TENTANG KETUHANAN, ADHI BUDHA DAN BAKTI PUJA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Hindu Buddha di Indonesia
Dosen : Siti Nadroh, M.Ag





Di susun oleh:


Mulyadi
Azis Rahmat Najib
Muhamad Rahmat Ramadhan
Ririn Novita Sari
Ali Zainal Abidin
Hendri


Jurusan perbandingan agama
Fakultas ushuluddin
Universitas islam negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
2015


AJARAN BUDHA DHARMA TENTANG KETUHANAN, PERKEMBANGAN KONSEP KETUHANAN, KONSEP ADI BUDHA, BAKTI PUJA.
A.     Perkembangan Konsep Ketuhanan
Memang pada dasarnya seluruh agama pasti memiliki seseuatu yang di puja atau tokoh yang di puja yaitu Tuhan. Dengan itu tidak mungkin dalam suatu agama tidak terdapat penerangan terhadap Tuhan atau konsep keTuhanan. Ada pun dalam agama Buddha ini tidak terdapat penjelasan yang begitu rinci akan konsep keTuhanan di dalam kitab mereka itu atau sering disebut dengan “Tripitaka” tidak dijelaskan secara detai akan sesosok tuhan tersebut akan tetapi dalam kitab mereka membicarakan akan Nibanna, bagaimana caranya agar kita bisa menuju pada Nibanna.
Banyak diantara para ahli agama agama yang beranggapan bahwa agama Buddha itu bukanlah agama melaikan sebuah Falsafah atau sebuah rumusan manusia dalam mencari kedamaian. Mingkin apabila kita merujuk akan pendapat ini merupakan kekeliruan yang sangat fatal. Mengapa. Kita harus tahu tidak semua agama atau sebuah aliran kepercayaan bisa me namakan atau menggambarkan Tuhannya dengan sifat sifat manusia.
Maka dalam agama Buddha Tuhan itu tidak di pandang sebagai suatu yang Pribadi (personifikasi), tidak bersifat Antropomorfisme (pengenaan ciri-ciri yang berasal dari manusia), atau Antropopatisme (pengenaan pengertian yang berasal dari perasaan manusia). Jadi pada dasarnya dalam agama Buddha itu ajaran tentang ketuhanan mereka itu tidak bisa dinamakan atau tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia yang terbatas, karena dengan sendirinya nama itu akan memberi batasan kepada yang tidak terbatas.
Dalam memahami akan konsep ketuhanan agama Buddha, sebelumnya kita mesti tahu dulu bahwa di dalam masyarakat umum terdapat dua pendekatan. Yang pertama itu, Tuhan itu di kenal dengan melelui bentuk manusia. Mungkin kita sering mendengar akan kata kata seperti ini “Tuhan melihat umatnya” atau “Tuhan mendengar doa umatnya” dsb. Yang kedua Tuhan itu di kenal dengan sifat sifat manusiaMisalnya saja, Tuhan marah, tuhan maha pengasih, tuhan penolong, tuhan adil, dsb.
Akan tetapi dalam pemahaman konsep ketuhanan agama Buddha itu di tolak karena dalam ajaran agama Budha dalam mengetahui sang pencipta itu harus menggunakan aspek Nafi atau penolakan atas segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia. Jadi pengertian akan Nibbana atau Kelepasan atau Tuhan itu tidak terlahirkan, tidak menjelma yang tidak bersyarat, yang tidak berkondisi, dsb. Secara singkatnya Nibanna atau Tuhan itu adalah Mutlak.
Jadi pada dasarnya perbedaan pendekatan ini berhubungan dengan ketidak mampuan manusia dalam menceritakan atau menjelaskan. Misalkan saja seseorang tidak pernah mampu menceritakan akan nikmatnya dan enaknya buah durian apabila seseorang tersebut tidak pernah mengetahui atau tidak pernah merasakan buah durian tersebut.
Apabila kita melihat kepada kepercayaan umat Hindu terhadap Shidarta Buddha Guatama itu merupakan sebuah manisvestasi Tuhan itu sendiri, yang dimana dalam kepercayaan mereka akan konsep Awatara atau Avatar. memang apabila kita melihat dari pandangan umat Hindu seperti itu akan tetapi umat Buddha tidak seperti itu
Kita tahu bahwa Tuhan itu tidak bisa di gambarkan tidak bisa dinamakan tidak biasa di seupakan dan lain sebagainya seperti halnya keterangan yang diatas. Pada dasarnya dalam konsep pemahaman agama Buddha manusia itu tujuannya pada Pelepasan yang hakiki,  yang dimana dalam pencapainya akan pelepasan tersebut harus melakukan berbagai ujian atau syarat yang harus di tempuh. 
B.     Adi Buddha
Kata Adi Buddha ini sebernya hanya berkembang di Nusantara saja tidak di daerah yang lain, yang di luarsana tidak terdapat penyebutan terhadap nama tersebut. Nama tersebut merupakan sebutan bagi Tuhan umat Buddha yang dimana nama itu berasal dari golongan aliran Mahayana dari aisvarika yang dimana itu berasal dari nepal terus ke daerah jawa.
Pada dasarnya Agama Buddha ini tidak pernah menamakan akan tuhanya, seperti yang diatas mereka beranggapan bahwa tuhan itu tidak bisa digambarkan atau dinamakan bahkan dibentukan, mereka menganut sistem Nafi. Indonesia merupakan Negara Pancasila yang dimana harus tunduk pada Pancasila termasuk dalam konsep keagamaan. Dinyatakan pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, bahwasannya Indonesia ini adalah negara ketuhanan yang dimana dalam konsep keagamaan ini harus memiliki sesuatu yang di puja secara jelas.
Maka Agama Buddha yang berada di indonesia  itu harus memiliki sesuatu yang di sembah atau Tuhan yang jelas atau penamaan terhadap tuhan. Karena di indonesia sendiri apabila suatu agama tidak memilki sebuah konsep akan ketuhanan maka itu tidak dikatakan sebagai agama.

C.     Konsep Bhakti Puja
Kita sering beranggapan bahwa ketika kita melihat umat Budha sedang berada di Vihara maka kita bersepekulasi bahwa mereka itu sedang melakukan sembahyang. Mungkin sebelumnya kita sudah mengenal akan kata sembahyang, yang dimana kata sembahyang ini terdiri dari dua suku kata yaitu “sembah” arti menghormat dan “Hyang” arti dewa. Apabila dalam arian sembahnyang seperti ini maka umat Budha tidak melakukan sembahyang karena mereka tidak pernah menyembah atau menghormati para dewa. Bukan berarti umat bbudha tidak mengakui akan dewa dewi.
Selain itu juga umat Buddha itu tidak berdoa yang dimana dalam pemahaman Doa itu kita selalu meminta akan pertolingan akan sesuatu, akan tetapi umat Buddha itu tidak mereka bisa mencapai sesuatu itu dengan berbagai jalan yaitu dengan Catur Arya Satyani yang kemudian dilanjutkan dengan delapan jalan tengah atau jalan menuju kesunyataan.
Memang dalam agama Buddha ini jarang sekali membahas akan sebuah konsep ketuhanan yang begitu jelas akan tetapi kami sebagai penulis memilki anggapan bahwa tuhan umat hindu yang sejatinya mungkin itu adalah Kesunyaataan tersebut kerana mereka dalah hidupnya selalu memikirkan akan jalan tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar