Rabu, 10 Juni 2015

sastra sastra peninggalan kerajaan majapahit

Selain dari peninggalan peninggalan  candi caandi dari kerajaan majapahit dalam bidang sastra juga ada yang mana pada waktu itu sastra sedang naik daunnya.
1.      Sastra Zaman Majapahit Awal
Ø  Kitab Negara Kertagama,

karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daerah jajahan dan perjalanan Hayam Wuruk mengelilingi daerah-daearah kekuasaannya. Selain itu, juga disebutkan adanya upacara Sradda untuk Gayatri, mengenai pemerintahan dan kehidupan keagamaan zaman Majapahait. Kitab ini sebenarnya lebih bernilai sebagai sumber sejarah budaya daripada sumber sejarah politik. Sebab, mengenai raja-raja yang berkuasa hanya disebutkan secara singkat, terutama raja-raja Singasari dan Majapahit lengkap dengan tahun.
Ø  Kitab Sotasoma,

karangan Empu Tantular. Isinya tentang riwayat Sotasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha. Ia bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan semua makhluk yang ada dalam kesulitan. Oleh karena itu, banyak orang yang tertolong olehnya. Di dalam Kitab ini terdapat ungkapan yang berbunyi; "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa", yang kemudian dipakai sebagai motto Negara kita.
Ø   Kitab Arjunawijaya,

karangan Empu Tantular. Isinya tentang raksasa yang berhasil dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.
Ø  Kitab Kunjarakarna,

tidak diketahui pengarangnya. Isinya menceritakan tentang raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan diizinkan melihat neraka. Oleh karena taat kepada agama Buddha, akhirnya apa yang diinginkannya terkabul.
Ø   Kitab Parthayajna,

juga tidak diketahui pengarangnya. Isinya tentang keadaan Pandawa setelah kalah main dadu, yang akhirnya mereka mengembara di hutan.
2.      Sastra Zaman Majapahit Akhir
Hasil karya sastra Majapahit Akhir, ditulis dengan bahasa Jawa Tengah. Di antaranya yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung), dan ada pula yang berbentuk gancaran (prosa).

Ø  Kitab Pararaton,

isinya sebagian besar cerita mitos atau dongeng tentang raja-raja Singasari dan Majapahit. Selain itu, juga diceritakan tentang Jayanegara, pemberontakan Ranggalawe dan Sora, serta peristiwa Bubat.
Ø  Kitab Sudayana,
isinya tentang Peristiwa Bubat, yaitu rencana perkawinan yang kemudian berubah menjadi pertempuran antara Pajajaran dan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada. Dalam pertempuran itu raja Sunda (Sri Baduga Maharaja) dengan para pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka sendiri kemudian bunuh diri. Kitab ini ditulis dalam bentuk kidung. 
Ø  Kitab Sorandakan,

ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan tentang pemberontakan Sora terhadap Raja Jayanegara di Lumajang. 
Ø  Kitab Ranggalawe,

ditulis dalam bentuk kidung dan menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe dari Tuban terhadap Jayanegara.
Ø  Kitab Panjiwijayakrama,

ditulis dalam bentuk kidung dan isinya riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja Majapahit. 
Ø  Kitab Usana Jawa,
tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
Ø  Tantu Panggelaran,
tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. Runtuhan gunung Mahameru sepanjang pulau Jawa menjadi gunung-gunung di Jawa.
Ø  Kitab Calon Arang,

isinya tentang seorang tukang tenung yang bernama Calon Arang yang hidup pada masa pemerintahan Airlangga. Ia mempunyai anak yang sangat cantik, tetapi tidak ada yang berani meminangnya. Calon Arang dengan sendirinya merasa terhina dan menyebarkan penyakit di seluruh negeri. Atas perintah Airlangga ia dapat dibunuh oleh Empu Bharada. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar